Oleh : dr. I Putu Denny Tanaya
Dokter Umum RS H.L. Manambai Abdulkadir
Sering kali kita mendengar istilah penyakit radang usus buntu muncul di kalangan masyarakat. Penyakit yang dapat diderita baik pada usia remaja, dewasa, bahkan juga pada anak ini menjadi salah satu penyakit yang memerlukan perhatian tersendiri sehingga wajib kita waspadai. Radang usus buntu atau biasa dalam istilah medis disebut dengan Appencitis merupakan suatu penyakit peradangan pada organ Appendix Vermiformis (umbai cacing / usus buntu) yang terdapat pada daerah perut kanan bawah (right lower quadrant abdomen). Dengan ukuranya yang relatif kecil pada usus ini menjadikan keluhannya seringkali diabaikan bahkan dianggap sebagai nyeri perut biasa oleh sebagian masyarakat. Hal inilah yang menimbulkan fenomena dimana ketika peradangan usus buntu tersebut sudah memburuk bahkan pecah, barulah masyarakat datang untuk berobat sehingga resiko perburukan pada penyakit tersebut dapat terjadi.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Addiss DG, et.al. disebutkan bahwa radang usus buntu paling sering terjadi antara usia 5 dan 45 tahun dengan usia rata-rata 28 tahun. Insidennya sekitar 233 kasus / per 100.000 orang dengan laki-laki memiliki kecenderungan yang sedikit lebih tinggi untuk mengembangkan penyakit ini daripada perempuan. Sekitar 300.000 kunjungan rumah sakit setiap tahunnya dengan diagnosis radang usus buntu ini terjadi. 30% dari keseluruhan pasien penyakit tersebut adalah perforated appendix atau usus buntu yang berlubang. Kondisi ini merupakan salah satu komplikasi dari radang usus buntu akut, di mana 5%-nya berpotensi tidak tertolong.
Secara umum, radang usus buntu ini terbagi menjadi 2 (dua) tipe yakni radang usus buntu akut dan radang usus buntu kronis dengan penyebab utama awalnya adalah infeksi bakteri yang berawal dari adanya sumbatan pada usus buntu tersebut oleh feses, benda asing, tumor perut, penyumbatan akibat pertumbuhan parasit di pencernaan seperti infeksi cacing, atau bahkan cidera perut sehingga infeksi tersebut apabila tidak ditangani segera dapat berkembang dengan cepat sehingga membuat usus buntu meradang, bengkak, dan bernanah.
Gejala utama dari penyakit radang usus buntu ini adalah nyeri pada bagian perut yang biasa disebut dengan kolik abdomen. Nyeri yang muncul dapat berasal dari pusar lalu bergerak kebagian kanan bawah perut dan menetap pada lokasi tersebut (migration of pain to right lower quadrant and tenderness in right lower quadrant). Dengan adanya tipe nyeri tersebut, terkadang masyarakat sering menduga bahwa hal ini disebabkan oleh karena nyeri pada penyakit lambung (dyspepsia) dan juga karena letaknya nyeri berakhir di kanan bawah maka biasa bias dengan nyeri akibat infeksi ataupun batu saluran kemih serta khusus wanita adanya penyakit pada daerah organ reproduksi. Nyeri perut pada radang usus buntu ini sifatnya mendadak dan dalam waktu beberapa jam biasa bertambah parah terutama saat bergerak, menarik nafas dalam, batuk. Selain itu, terdapat juga keluhan tambahan seperti hilangnya nafsu makan (anorexia), mual dan muntah (nausea and vomiting), demam (elevated of temperature), perut terasa kembung, serta sembelit (konstipasi). Guna memastikan hal tersebut, maka seorang dokter selanjutnya akan melakukan pemeriksaan fisik yakni berupa memeriksa kondisi umum penderita, melakukan pemeriksaan fisik perut (abdomen) salah satunya menekan area perut yang terasa nyeri. Radang usus buntu ini umumnya akan ditandai dengan nyeri yang semakin parah setelah area perut yang ditekan tersebut dilepas dengan cepat. Didukung juga dengan pemeriksaan penunjang lainnya seperti : Tes Darah (didapatkan peningkatan jumlah sel darah putih penanda infeksi), Tes Urine (untuk menyingkirkan kemungkinan gejala lain dari saluran kemih), USG Perut (guna memastikan gambaran organ yang ada di dalam perut penderita khususnya juga melihat gambaran appendix tersebut), Tes Kehamilan (khusus wanita guna memastikan bukan nyeri akibat kehamian ektopik), dan pemeriksaan lain sebagainya guna mendukung tegaknya diagnosa. Selain itu, dokter juga biasanya akan melakukan penilaian klinis dengan menggunakan Alvarado Score untuk menegakkan diagnosa radang usus buntu ini yang dimana di dalamnya berisika point penilaian baik dari keluhan, maupun hasil tes penunjang dari pasien untuk menentukan tindakan. Setelah dilakukannya serangkaian pemeriksaan guna mendukung tegaknya diagnosis radang usus buntu, maka langkah selanjutnya adalah dokter akan melakukan pemberian terapi ataupun tindakan pada pasien. Pengobatan utama penyakit radang usus buntu ini adalah dilakukan tindakan operasi pembedahan guna mengangkat usus buntu atau biasa disebut dengan Appendectomy, kemudian memberikan pengobatan terutama antibiotika baik sebelum tindakan operasi dilakukan maupun setelah tindakan dilakukan, serta pemberian terapi lainnya guna mendukung penyembuhan pasien. Seluruh perencanaan terapi tersebut akan ditentukan oleh dokter serta sesuai dengan persetujuan dari pasien dan keluarga guna tercipta pelayanan yang optimal dengan mengutamakan hak pasien di dalamnya. Untuk itulah, bagi masyarakat yang memiliki keluhan awal nyeri pada daerah perut terkhusus nyeri spesifik disertai dengan keluhan pendukung lainnya yang mengarah pada radang usus buntu agar segera melakukan pemeriksaan kondisi ke dokter maupun ke rumah sakit untuk dapat segera ditangani dan memperoleh tindakan yang tepat. Jangan pernah ragu untuk memeriksakan diri anda sebab penanganan sejak dini pada diri anda akan menentukan kondisi anda kedepannya.
Salam Sehat, Melayani Sepenuh Hati