Oleh : Wendhi Shafitri
(Mahasiswa Magister Manajemen Inovasi Sekolah Pascasarjana Universitas Teknologi Sumbawa)
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2009 tentang Kepemudaan meletakkan secara jelas fungsi dan peran strategis dari pemuda kaitannya dalam hal pemimpin dan kepemimpinan. Artinya pemuda perlu dikembangkan potensi dan perannya melalui penyadaran, pemberdayaan, dan pengembangan untuk mewujudkan pembangunan nasional diperlukan pemuda yang berakhlak mulia, sehat, tangguh, cerdas, mandiri dan profesional. Bahkan, untuk membangun pemuda diperlukan pelayanan kepemudaan dalam dimensi pembangunan di segala kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Repulik Indonesia Tahun 1945.
Pelayanan kepemudaan dilaksanakan sesuai dengan karakteristik pemuda yaitu memiliki semangat kejuangan, kesukarelaan, tanggung jawab, dan berjiwa kesatria, serta memiliki sifat kritis, idealis, inovatif, progresif, dinamis, reformis dan futuristik. Pemerintah pusat maupun daerah, serta masyarakat berkewajiban untuk bersinergi dalam melaksanakan pelayanan kepemudaan ini. Pada hakikatnya pemerintah melalui UU Kepemudaan ini berkeinginan untuk melahirkan sosok pemimpin muda sebagai calon pemimpin masa depan, yang diharapkan dapat menjawab segala tantangan dan masalah secara cepat dan tuntas.
Pada setiap era peradaban manusia, kaum muda memiliki peran sebagai kunci utama dalam membentuk dan mengarahkan masa depan. Kaum muda memiliki energi, semangat, dan ide-ide segar yang inovatif, sehingga memungkinkan mereka untuk menjadi katalisator perubahan yang signifikan dalam masyarakat. Dalam Sejarah masa lalu bangsa Indonesia, telah banyak tokoh pemuda yang akhirnya lahir sebagai pemimpin besar di masa perjuangan kemerdekaan, beberapa diantaranya seperti Soekarno, Hatta, Syahrir, Natsir dan sebagainya.
“Syubbanul Yaum Rijalul Ghad”, pepatah bahasa Arab yang populer di Indonesia memiliki arti pemuda hari ini adalah pemimpin masa depan. Pepatah ini menggambarkan betapa pentingnya peran dan kontribusi kaum muda dalam memimpin masa depan. Dalam artian, perkembangan dan kualitas kaum muda hari ini akan menentukan dan berdampak signifikan terhadap arah dan kemajuan masyarakat di masa yang akan datang.
Kaum muda merupakan wakil generasi yang akan mewarisi tongkat kepemimpinan para pendahulu untuk melanjutkan dan membawa perubahan ke arah yang lebih baik. Dalam era globalisasi dan perkembangan teknologi yang begitu cepat, menempatkan kaum muda memiliki peran sebagai pemain inti dalam mengarahkan dan membawa kemajuan di masa depan.
Kaum muda merupakan sumber energi suatu bangsa. Kemunculan pemimpin muda dalam tatanan birokrasi memantik rasa penasaran dan spekulasi mengenai potensi dampak dari kepemimpinan mereka. Membawa perspektif enerjik, penuh semangat dan pendekatan inovatif, para pemimpin muda ini menjanjikan perubahan dan kemajuan. Ketika seorang pemuda memimpin suatu daerah, gelombang energi dan antusiasme sering kali menyertai kepemimpinannya. Dengan semangat dan motivasinya, ia dapat membawa semangat baru dalam pemerintahan, serta menginspirasi masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam pembangunan dan pemberdayaan.
Kepemimpinan ialah kemampuan seseorang dalam memengaruhi dan mengarahkan orang lain untuk ikut mewujudkan tujuan yang ingin dicapai bersama. Sosok pemimpin muda tidak hanya mampu mempengaruhi, namun juga harus mampu menghargai pendirian/pendapat orang atau sekelompok orang, tanpa mengabaikan alasannya. Sosok pemimpin muda haruslah bisa memimpin dan tentunya mau dipimpin.
Kekuatan para pemimpin muda salah satunya ialah kemampuan mereka dalam mengadopsi dan memanfatkan kemajuan teknologi. Pemimpin yang lebih muda cenderung memiliki ketertarikan yang kuat terhadap teknologi dan memanfaatkan potensi tersebut untuk melakukan perubahan dalam lingkungan kerjanya. Contohnya seperti melakukan perampingan proses birokrasi yang rumit dan panjang, menjadi lebih mudah dan sederhana melalui digitalisasi. Sehingga para pemimpin muda ini sudah terbiasa memprioritaskan pemanfaatan kekuatan teknologi untuk menunjang pekerjaannya. Selain itu, para pemimpin muda ini juga memiliki kebijakan berwawasan masa depan, dimana pola pikir yang mereka miliki sangat progresif ke arah kemajuan yang lebih baik.
Zaman ini, para pemimpin muda adalah jembatan antar-generasi. Mereka dapat menjembatani kesenjangan antara generasi tua dan generasi muda. Sebagai personal yang mewakili kepentingan kaum muda, mereka dapat menjembatani kesenjangan antara berbagai kelompok umur dan menumbuhkan pemahaman serta menciptakan kolaborasi yang lebih besar. Tentunya hal ini dapat menghasilkan kebijakan yang lebih adil dan efektif dalam mengatasi permasalahan semua generasi, sehingga pada akhirnya mendorong kohesi dan stabilitas sosial.
Meskipun prospek seorang pemimpin muda dalam tatanan birokrasi membawa kegembiraan, hal ini juga mengundang banyak tantangan dan kritik. Mereka yang skeptis, sudah tentu mempertanyakan pengalaman dan kemampuan para pemimpin muda ini dalam menangani kompleksitas permasalahan yang ada di birokrasi pemerintahan. Namun, untuk mengatasi hambatan tersebut memerlukan tekad, ketahanan, dan kemauan untuk belajar dari pemimpin terdahulu yang lebih berpengalaman. Dengan waktu, bimbingan yang tepat serta pola pikir yang proaktif, seorang pemimpin muda akan dapat membuktikan dirinya mampu mengelola tuntutan kepemimpinan kedepan.
Kadang kala, naiknya kekuasaan seorang pemimpin muda juga sering kali menginspirasi peningkatan keterlibatan politik di kalangan pemuda. Kehadiran mereka menjadi motivasi bagi generasi muda untuk ikut berpartisipasi aktif dalam politik, menciptakan representasi masyarakat yang lebih luas dan beragam. Masuknya suara dan gagasan baru dari para generasi muda ini tentunya dapat memperkuat proses demokrasi dan menghasilkan pemerintahan yang lebih inklusif dan representatif.
Pemimpin muda juga dapat menjadi agent of change (agen perubahan) dalam hal transformasi budaya dan sosial. Dengan menantang norma-norma yang sudah ketinggalan zaman dan mendukung ide-ide yang progresif, sehingga hal-hal tersebut dapat memicu perubahan sikap dan perilaku masyarakat. Mulai dari mendorong kesetaraan gender hingga menumbuhkan toleransi dan keberagaman, kepemimpinan mereka dapat berkontribusi dalam membangun masyarakat yang lebih inklusif dan progresif.
Namun, meskipun para pemimpin muda mungkin membawa perspektif baru, penting juga bagi mereka untuk belajar dari sejarah terdahulu. Dengan memahami keberhasilan dan kegagalan para pemimpin di masa lalu tentunya dapat memberikan wawasan dan pengalaman berharga untuk memandu proses pengambilan keputusan serta memastikan pendekatan yang seimbang dalam perumusan kebijakan. Sehingga dengan menggabungkan inovasi dan kebijaksanaan, seorang pemimpin muda dapat menavigasi kompleksitas pemerintahan secara lebih efektif.
Mengutip Johnson & Wales University, ada beberapa karakteristik yang harus dimiliki oleh pemimpin generasi muda saat ini, yaitu :
- Terbuka dan Ramah, seorang pemimpin muda harus dapat bersikap terbuka dan ramah, baik dalam berkomunikasi dengan masyarakat, maupun dalam bertindak ditengah masyarakat. Pemimpin yang terbuka sudah tentu akan mengatakan yang benar itu benar, dan yang salah itu salah. Tidak ada yang ditutup-tutupi dan semua yang disampaikan sesuai dengan fakta yang sebenarnya. Sehingga masyarakat akan mengapresiasi dan akan bereaksi lebih positif ketika mereka merasa dapat mempercayai pemimpinnya yang berkomunikasi secara terbuka. Pemimpin yang kuat adalah pemimpin yang pribadinya nyaman ketika diajak berinteraksi. Pemimpin humanistik adalah orang yang mudah bergaul, mudah diajak bicara, dan terhubung dari segi pengalaman dan perasaan dengan masyarakat.
- Baik, semua orang akan memberikan respon yang baik terhadap orang lain yang ceria, baik, dan tampak mengutamakan orang lain. Menampilkan kebaikan, bahkan dengan orang-orang yang sulit bergaul, menjadikan seorang pemimpin lebih efektif, dan terasa bisa dipercaya.
- Perhatian, orang-orang di kantor atau dalam suatu tim misalnya, dapat lebih menikmati pekerjaan mereka dan bisa menjadi lebih produktif ketika pemimpin mereka menghormati dan menerima pandangan mereka. Orang yang memikirkan orang lain dan sering mengutamakan kebutuhan mereka dapat membantu seorang pemimpin mendapatkan kepercayaan dan loyalitas. Pemimpin yang humanis akan menunjukkan empati dan mampu menempatkan diri pada posisi orang yang dipimpinnya.
- Emosi Yang Stabil, emosi seseorang bisa berubah sepanjang hari, namun masyarakat mengharapkan pemimpin memiliki emosi yang stabil sepanjang hari. Dengan demikian, sifat pimpinan ini bisa memicu stabilitas emosional anggota tim atau masyarakat secara umum. Sehingga pekerjaan atau opini serta tugas-tugas yang harus dilaksanakan bisa dilakukan dengan lebih efektif.
- Kreatif, orang-orang membutuhkan ide dan wawasan baru dari para pemimpin mereka agar dapat mencapai hasil yang terbaik. Pikiran kreatif yang mampu berpikir out of the box sangat efektif di tempat kerja dan di mana pun. Pemimpin yang humanis umumnya mampu berpikir dari sudut pandang berbeda, dilakukan secara sistematis, mendalam, dan penuh imajinasi serta kemungkinan-kemungkinan baru.
- Komunikator Yang Efektif, masyarakat akan siap mengikuti pemimpin yang dapat dengan jelas menjelaskan apa yang mereka inginkan dan harapkan melalui jalur komunikasi tertulis, lisan, dan non-verbal. Pemimpin yang kuat mampu terhubung dengan orang-orang melalui komunikasi yang jelas dan jujur. Pemimpin humanis tahu bagaimana menyatakan tujuan mereka dengan cara yang dapat dipahami orang lain.
- Memiliki Integritas, bersikap jujur, dapat diandalkan, dan dapat dipercaya merupakan hal yang sangat penting bagi para pemimpin karena orang-orang akan lebih cenderung mengikuti orang-orang yang mereka rasa dapat mereka percayai sepenuhnya. Menjadi orang yang berintegritas berarti menjadi seseorang yang menepati janji dan selalu menunjukkan kemauan atau inisiatif. Sifat ini menunjukkan kepada orang-orang bahwa mereka dapat memercayai pemimpin tersebut, tidak hanya secara profesional, namun juga secara pribadi. Pemimpin harus memiliki karakter yang jujur dalam setiap berinteraksi dengan orang-orang yang dipimpinnya, dan ini dapat membangun kepercayaan.
- Kesadaran Diri, untuk memimpin orang lain, seorang pemimpin harus menyadari kebutuhan, kekuatan, dan kekurangannya sendiri, dan menunjukkan hal ini dengan mengambil tindakan untuk memperbaikinya bila diperlukan. Dengan memiliki kesadaran diri, para pemimpin akan bisa diberdayakan untuk melakukan perubahan menjadi pemimpin yang lebih kuat. Orang-orang akan merespon dengan baik pemimpin yang sadar akan ciri-ciri kepribadian mereka dan bagaimana pengaruhnya terhadap orang lain. Pemimpin harus bisa terhubung dengan dirinya sendiri, dan mereka menggunakan kesadaran diri itu untuk memberikan dampak yang lebih baik kepada orang lain di sekitar mereka.
- Empati, sikap mampu memahami dan merespon emosi dan pengalaman orang lain akan menciptakan pemimpin yang kuat dan berkepribadian. Empati sangat penting untuk membangun hubungan yang kuat antara seorang pemimpin dengan anggota tim atau masyarakat, dan hubungan tersebut membantu pemimpin mencapai lebih banyak hal. Pemimpin harus bisa merespon emosi dan pengalaman orang lain dengan pemahaman empati, dan mereka menggunakan empati tersebut untuk membuat keputusan lebih baik.
- Keterlibatan, seorang pemimpin yang baik sering terlibat secara aktif dan senang berinteraksi dengan anggota tim atau masyarakat. Pemimpin ini tahu apa yang terjadi dalam kehidupan orang-orang di dalam timnya, bagaimana perkembangan dan hasil kerja di dalam tim tersebut dan mengetahui apa yang bisa dilakukan untuk membuat segala sesuatunya berjalan lebih bebas sepanjang hari. Pemimpin harus menjadi partisipan yang aktif dan terlibat dalam pekerjaan apa pun yang sedang berlangsung, dan pemimpin ini tidak takut untuk menerima tantangan apa pun.
- Humoris, terlalu serius bisa merugikan saat menjadi seorang pimpinan. Sementara, tertawa bisa meningkatkan semangat banyak orang dalam suatu organisasi, bahkan di saat-saat penuh tekanan atau tantangan. Humor memungkinkan seorang pemimpin untuk melihat sisi positif dari apa pun yang terjadi, bahkan jika sesuatu yang negatif terjadi. Orang-orang akan merespon dengan baik humor yang pantas dan tetap pada tempatnya. Pemimpin yang memiliki karakter humoris akan menjadi nilai tambah, mereka akan memahami dan menerima kekuatan tertawa melalui humor yang tepat dan tepat waktu, yang dapat membantu mengurangi stres dan meningkatkan semangat kerja secara keseluruhan.
- Penuh Semangat, pemimpin yang penuh semangat terhadap misinya mampu mengkomunikasikan visi yang jelas kepada orang-orang yang dipimpinnya. Semangat itu dapat mengarah pada pendekatan karismatik yang akan mendapat tanggapan baik oleh orang-orang. Ketika seorang pimpinan pandai mengkomunikasikan tujuan di balik tindakan mereka, semangat yang dibawanya dapat menyebar ke orang lain. Pemimpin harus mempunyai semangat yang kuat terhadap apa yang mereka lakukan, dan mereka dapat menyampaikan semangat tersebut kepada orang-orang yang dipimpinnya.
- Terhormat dan Menghormati, rasa hormat dapat diperoleh, dan integritas serta semangat seorang pemimpin yang kuat adalah sesuatu yang akan membuatnya dihormati orang lain jika disampaikan dengan rasa hormat pula, dengan keterbukaan, dan empati. Dengan menganut sifat-sifat ini, pemimpin akan mendapat apresiasi dari orang yang dipimpinnya. Para pemimpin ini membawa diri mereka sedemikian rupa sehingga mereka menuntut dan mendapat rasa hormat dari orang-orang di sekitar mereka.
- Bertanggung Jawab, pemimpin yang unggul dalam pekerjaannya memahami pentingnya membuat diri mereka bertanggung jawab atas tindakan mereka. Baik melalui orang lain yang memimpin mereka atau dengan akuntabilitas terhadap timnya sendiri. Pemimpin yang baik akan menghubungi orang lain untuk memastikan mereka mencapai tujuan mereka dengan baik. Pemimpin harus memiliki sikap bisa diandalkan, dan mereka juga harus menganggap diri mereka sendiri bertanggung jawab pada sebuah pekerjaan, bukan hanya orang-orang di dalam timnya, baik ketika berhasil maupun ketika gagal.
- Beretika, pemimpin yang beretika percaya pada martabat dan nilai orang lain dan akan berusaha melindungi mereka dalam melakukan pekerjaannya. Perilaku etis mengalir dalam setiap keputusan, dan para pemimpin ini akan mendorong tindakan yang melindungi kebaikan bersama. Pemimpin harus memiliki nilai-nilai etika yang kuat dan menggunakan nilai-nilai tersebut untuk mendorong pengambilan keputusan mereka sendiri.
Pada akhirnya, seiring dengan pergeseran paradigma kepemimpinan. munculnya kaum muda yang mengambil peran kepemimpinan memunculkan peluang dan tantangan. Mulai dari kefasihan energi dan teknologi, hingga kebijakan progresif serta kemampuan menjembatani kesenjangan generasi. Mereka memiliki potensi untuk mendorong perubahan positif dan membentuk masa depan. Namun, kesuksesan sebagai seorang pemimpin, berapa pun usianya, memerlukan kemampuan untuk menavigasi kompleksitas, belajar dari masa lalu, dan membangun konsensus. Dengan memanfaatkan kekuatan unik yang ada pada diri mereka serta belajar dari para pemimpin terdahulu yang lebih berpengalaman, para pemimpin muda dapat meninggalkan warisan inspirasi, mengubah masyarakat, dan menetapkan jalan menuju masa depan yang lebih baik. Mengutip kalimat yang pernah disampaikan oleh Presiden Republik Indonesia pertama yakni Soekarno, “Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncangkan dunia”. Ucapan tersebut menjadi pelecut semangat kaum muda untuk menatap masa depan yang lebih baik dan cerah. (*)