Menu

Mode Gelap

Opini · 4 Feb 2023 10:34 WIB

Kanker Payudara ; Deteksi Dini, Cegah Bersama, Lekas Pengobatan


 Kanker Payudara ; Deteksi Dini, Cegah Bersama, Lekas Pengobatan Perbesar

Oleh : dr. I Putu Denny Tanaya

Dokter Umum RS H.L. Manambai Abdulkadir

 

Kanker merupakan salah satu penyakit yang tidak asing di dengar bagi semua masyarakat di Indonesia dan menjadi salah satu penyebab kematian kedua terbanyak di dunia. Kanker sendiri merupakan penyakit yang disebabkan oleh pertumbuhan sel yang abnormal dan tidak terkendali di dalam tubuh manusia serta dapat merusak sel normal disekitarnya serta di bagian tubuh manusia lainnya. Penyakit kanker tidak mengenal batas usia, tingkat ekonomi, strata pendidikan, pekerjaan, bahkan gender sekalipun sehingga menjadikan penyakit ini perlu diwaspadai bersama.

Penyakit kanker sendiri memiliki berbagai macam jenis dan salah satu yang paling sering diderita khususnya pada perempuan ialah kanker payudara. Kanker payudara merupakan jenis kanker terbanyak di dunia termasuk di Indonesia. Tercatat sebanyak 2,3 juta perempuan di dunia didiagnosis kanker payudara dan 685.000 diantaranya meninggal di tahun 2020. Data Global Burden of Cancer Study (Globocan) tahun 2020 menyebutkan bahwa jumlah kasus baru kanker payudara mencapai 68.858 kasus (16,6%) dari total 396.914 kasus baru kanker di Indonesia. Sementara itu, untuk jumlah kematiannya mencapai lebih dari 22 ribu jiwa kasus. Walaupun kematian akibat kanker payudara sudah mulai menurun di negara maju, namun di negara-negara berkembang hal ini masih menjadi masalah yang serius serta perlu diketahui serta ditindaklanjuti bersama.

Penyebab utama dari kanker payudara adalah perubahan (mutasi) genetik dari sel sehingga pertumbuhan dari sel dalam tubuh khususnya di area payudara tersebut menjadi abnormal. Tubuh manusia sebenarnya memiliki mekanisme di dalam menghadapai serta menghancurkan sel abnormal tersebut namun apabila mekanisme tersebut tidak berhasil maka sel abnormal yang ada di area payudara tersebut akan tumbuh menjadi tidak terkendali sehingga menjadikannya sebagai sel kanker payudara. Terdapat berbagai faktor yang diperkirakan dapat memicu pertumbuhan sel kanker payudara pada perempuan sehingga hal ini perlu diketahui bersama.

Beberapa faktor tersebut meliputi faktor usia, genetik dan familial, hormonal, gaya hidup dan lingkungan. Faktor usia menjadi salah satu faktor utama dari penyebab kanker payudara dimana dengan bertambahnya usia seseorang maka insiden kanker payudara tersebut akan meningkat dimana diapatkan fakta bahwa dua dari tiga keganasan payudara didapatkan perempuan usia 55 tahun. Pada perempuan, besarnya insiden akan berlipat ganda setiap 10 tahun namun akan menurun drastis setelah masa menopause. Faktor berikutnya yang tidak kalah pentingnya adalah faktor genetik dan familial dimana 5 – 10 % kanker payudara terjadi akibat adanya faktor genetik keturunan di dalam keluarga terutama keluarga inti. Dalam pemetaan mutasi genetik didapatkan adanya mutasi genetik yang paling sering muncul dalam kasus ini yakni gen BRCA1 dan BRCA2 yang merupakan gen predisposisi dari kanker payudara selain beberapa mutasi genetik lainnya yang dapat menyebabkan.

Selain itu, faktor hormonal juga dapat menjadi faktor risiko dimana apabila perempuan memiliki riwayat usia awal menstruasi yang lebih dini yakni dibawah 12 tahun maka hal tersebut dapat meningkatkan risiko kanker payudara sebanyak 3 kali dan menopause yang lebih lambat yakni di atas 55 tahun juga dapat meningkatkan risiko tersebut sebanyak 2 kali. Perempuan dengan riwayat melahirkan bayi pertama pada usia lebih dari 35 tahun pun juga mempunyai risiko tertinggi terkena kanker payudara. Faktor risiko lainnya adalah mengenai gaya hidup dimana kondisi obesitas, kurangnya aktivitas fisik olah raga, adanya kebiasaan merokok serta riwayat mengkonsumsi alkohol menjadi penyumbang faktor risiko di dalam penyakit ini. Dan yang terakhir yakni faktor lingkungan dimana paparan bahan kimia ditempat kerja seperti misalnya paparan terhadap zat kimia pestisida, dichlorodiphenyltrichloroethane (DDT), menghirup uap pewarna kuku, serta menghirup cadmium di dalam larutan cat menjadi salah satu faktor risiko terjadinya kanker ini. Dengan adanya faktor risiko ini semua maka perlu diketahui juga mengenai gejala dari kanker payudara ini pada perempuan.

Gejala dari kanker payudara memiliki kekhasan yang dapat diketahui dengan jelas dengan cara pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) dan ini wajib diketahui oleh setiap perempuan. Adapun gejala tersebut meliputi : tekstur payudara yang berubah menjadi bengkak berwarna merah serta adanya kerutan kecil seperti kulit jeruk di areal payudara, adanya benjola pada payudara yang merupakan gejala umum sehingga perlu diwaspadai, keluar cairan kuning  seperti nanah ataupun darah jika putingnya ditekan, terdapat benjolan di bawah ketiak, terdapat perubahan warna payudara, terdapat perubahan bentuk puting seperti rasa gatal seolah terbakar, dan puting tertarik ke dalam. Adanya gejala tersebut menjadikan setiap perempuan mampu melakukan deteksi dini adanya kanker payudara.

Adapun beberapa cara yang dapat dilakukan untuk deteksi dini tersebut meliputi :

  1. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

Metode ini merupakan metode klasik yang sering diwajibkan untuk dilakukan bagi perempuan. Dapat dilakukan di depan cermin dengan melepaskan pakaian lalu amati jika terdapat perubahan fisik pada payudara anda, lalu angkatlah satu tangan anda ke atas dan rabalah bagian payudara anda dengan perlahan memutar dari tengah ke pinggir serta perhatikan dengan benar jika anda menemukan benjolan. Cara ini juga bisa dilakukan saat anda mandi dengan menggunakan sabun yang membuat permukaan menjadi lebih licin dan mudah untuk mengetahuinya jika ada benjolan.

 

  1. Mammogram

Metode ini merupakan metode pilihan deteksi kanker payudara pada kasus kecurigaan keganasan maupun kasus kanker payudara kecil yang tidak terpalpasi melalui pemeriksaan SADARI (lesi samar). Pemeriksaan ini hanya dapat memastikan adanya benjolan namun tidak dapat memastikan apakah benjolan tersebut merupakan sel kanker atau tidak.

 

  1. Ultrasonografi

Metode ultrasonografi atau yang juga dikenal dengan USG ini berguna untuk menentukan ukuran lesi dan membedakan kista dengan tumor solid.

 

Jika terdapat kecurigaan dari hasil deteksi dini yang telah dilakukan tersebut maka biopsi haruslah dilakukan sesegera mungkin. Biopsi merupakan suatu langkah pemeriksaan medis yang dilakukan untuk melihat jenis sel yang ada di dalam benjolan tersebut tergolong jinak ataukah ganas yang didapat dari sampel jaringan tubuh yang diambil dari seseorang. Jenis biopsi yang paling terkenal dan sering dilakukan salah satunya adalah FNAB (fine needle aspiration biopsy). Tindakan ini menggunakan jarum halus untuk mengambil sampel jaringan dan diperiksa dibawah mikroskop. Jika hal ini tidak dapat dilakukan maka dapat ditentukan tindakan biopsi lainnya sesuai saran dari dokter yang memeriksa.

 

Apabila pemeriksaan dianggap lengkap maka seorang dokter dapat menegakkan diagnosis kanker payudara ini sekaligus dapat mengetahui tingkat keparahan atau stadium dari kanker ini. Secara umum, tingkatan kanker dibagi menjadi stadium 1, 2, 3, dan 4. Makin tinggi stadium kanker maka gejala penyakitnya akan makin parah dan kemungkinannya untuk sembuh makin kecil. Sejalan dengan hal ini, dokter akan memberikan saran pengobatan yang dapat dilakukan tergantung pada letak kanker, stadium kanker payudara, kondisi kesehatan pasien secara umum, serta yang paling utama adalah atas persetujuan dari pasien tersebut. Adapun metode pengobatan kanker payudara meliputi : pembedahan, radioterapi, terapi hormonal, dan kemoterapi.

 

Karakteristik pasien yang datang melakukan pengobatan kanker payudara di Indonesia hampir 70 % datang sudah dengan stadium lanjut. Hal ini menjadikan angka kematian cukup meningkat pada kasus ini padahal harusnya apabila masyarakat khususnya perempuan dapat melakukan deteksi dini serta menghindari faktor risiko yang ada maka risiko kematian akibat kanker payudara bisa dikalahkan serta diturunkan. Hal ini menjadikan pemerintah melalui Kementerian Kesehatan dan seluruh komponen terkait melakukan Strategi Nasional Penanggulangan Kanker Payudara di Indonesia mencakup 3 Pilar, yakni Promosi Kesehatan, Deteksi Dini, dan Tatalaksana Kasus. Selain itu sangat perlu juga dikalangan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran melalui : lakukan cek kesehatan berkala, enyahkan asap rokok, rajin aktivitas fisik, diet sehat, istirahat cukup, kelola stres, serta kenali dan deteksi dini kanker payudara dan tidak ragu untuk melakukan pengobatan secara rutin tanpa terputus.

 

Dan satu hal yang terpenting juga bahwa kanker payudara tidak mengenal batas usia, tingkat ekonomi, strata pendidikan, dan pekerjaan seseorang. Maka dari itu “AYO CEGAH KANKER PAYUDARA DIMULAI DARI DIRI SENDIRI”

 

 

———————————

Artikel ini telah dibaca 172 kali

badge-check

Penulis

Baca Lainnya

Pemimpin Muda Dalam Tatanan Birokrasi Dan Karakteristiknya

10 Desember 2023 - 09:24 WIB

Dukung Pengembangan Teknologi Tepat Guna, Bidang III DPMD Berkunjung ke Sumbawa Techno Park Di UTS

9 Desember 2023 - 12:04 WIB

Hakikat KIP Kuliah

6 Juli 2023 - 07:38 WIB

Mutu Pendidikan Rendah Akar dari Semua Masalah Hidup

1 Juni 2023 - 13:04 WIB

Inovasi Laboratorium Klinik Rumah Sakit Pasca Covid-19

29 Mei 2023 - 12:56 WIB

Perforasi Gaster ; Kenali Bahayanya dan Cegah Bersama

24 Mei 2023 - 17:22 WIB

Trending di Opini