Sumbawa, dwipamedia.com – Sebanyak 97,2% masyarakat Sumbawa dari 83% masyarakat yang mengetahui Universitas Teknologi Sumbawa (UTS) menilai bahwa kehadiran ‘Kampus Elang’ tersebut telah mampu meningkatkan sumber daya manusia (SDM) di Sumbawa. Dapat dinilai dari selama ini memberikan kemudahan untuk berkuliah dengan kehadiran beasiswa, dan kegiatan-kegiatan nasional maupun internasional yang diraih. Demikian hasil survey Olat Maras Institute (OMI) yang dipaparkan Penanggung Jawab Survei, Joni Firmansyah, M.IP saat momen buka puasa bersama yang digelar UTS di kediaman Rektor, Chairul Hudaya, Batu Alang, Kecamatan Moyo Hulu, Rabu (12/4) kemarin.
Selain itu 97,8%, masyarakat menilai bahwa lulusan UTS sudah sangat berperan di tengah masyarakat, dan telah tersebar bekerja dari tingkatan desa hingga bekerja di luar kota. Data tersebut sejalan dengan masa tunggu memperoleh pekerjaan dari alumni UTS yang hanya 3,7–4 bulan. Demikian dengan peran UTS untuk kemajuan Sumbawa. Menurut Joni, bahwa hasil penelitiannya, 99,6% masyarakat Sumbawa dari 83 persen yang mengetahui UTS menilai bahwa kampus itu telah menghasilkan beragam penelitian. Di antara penelitiannya berperan untuk kemajuan Kabupaten Sumbawa. Data ini dapat digunakan oleh Direktorat Riset dan Inovasi serta Direktorat Kerjasama Dalam Negeri untuk ditindaklanjuti bersama stakeholder terkait.
OMI juga melakukan survey terhadap kebermanfaatan salah satu teknologi tepat guna UTS untuk masyarakat Sumbawa. Misalnya mobil listrik yang diciptakan UTS dengan nama “Kaleang” dan motor listrik “Ngebuts. Kedua produk hasil karya UTS ini masih terbatas masyarakat yang mengetahuinya. Kendati demikian masyarakat berharap segera untuk dilaunching dan dimanfaatkan oleh masyarakat Sumbawa. “Teknologi Tepat Guna di UTS, nampaknya belum tersosialisasi dengan baik. Hal ini dapat menjadi masukan bagi Tim Riset dan Inovasi, Pengabdian Kepada Masyarakat, Humas dan lainnya untuk memperkenalkan UTS melalui teknologi inovasi agar lebih “membumi ”. Kedepannya, kerjasama pengabdian kepada masyarakat dapat ditingkatkan untuk memperkenalkan UTS sebagai kampus berbasis teknologi,” saran Joni.
Di bagian lain survei OMI menyebutkan, kehadiran UTS secara tidak langsung dapat memperbaiki perekonomian masyarakat. Seperti lahirnya banyak pengusaha muda skala mikro di tengah masyarakat. Masyarakat yang kurang mampu banyak terbantukan karena beasiswa yang diberikan serta perbaikan SDM yang nantinya akan memperbaiki perekonomian keluarga dibandingkan saat ini. Namun, masih ada yang menilai belum ada dampak yang signifikan secara langsung seperti masyarakat yang berlokasi jauh dari UTS, dan menganggap perubahan hanya terjadi di sekitar Olat Maras.
UTS juga dinilai dapat memberikan sumbangsih dalam peningkatan SDM di Sumbawa. Namun UTS perlu melakukan pemetaan terkait desa-desa produktif dan dapat dibina agar lebih dimaksimalkan. Karena tidak semua daerah memiliki perlakuan yang sama untuk maju dan berkembang.
Di akhir penjelasan, Joni mempertegas kembali bahwa masyarakat Sumbawa mengapresiasi kehadiran UTS karena dianggap sebagai sebuah lembaga pendidikan yang dapat dijangkau oleh masyarakat Sumbawa karena dapat memberikan kesempatan untuk mengenyam pendidikan dari beasiswa yang diberikan. Masyarakat sumbawa berharap itu tetap digiatkan. Mahasiswa UTS kerap menjuarai beragam perlombaan, disarankan agar setiap dipublikasi atau promosi informasi tersebut, sebaiknya mencamtumkan nama desa atau dimana mahasiswa tersebut berasal. Upaya ini dinilai baik bagi reputasi desa. Hal ini berperan dalam mempererat relasi UTS dan desa. Kedepannya, perlu ada mapping lokasi pengabdian bagi dosen dengan setiap masalah-masalah yang dihadapi desa. Dengan tagline UTS “Membumi dan Mendunia” dinilai berhasil oleh masyarakat Sumbawa. Mendunia karena dapat berperan aktif hingga nasional dan internasional, dan membumi akan terwujud jika UTS tetap hadir sebagai harapan masyarakat dalam mengembangkan pendidikan, terutama memberikan kesempatan berkuliah untuk masyarakat kurang mampu. (dmn)