Sumbawa, dwipamedia.com – Bidang Pembinaan Prestasi KONI Kabupaten Sumbawa lakukan kunjungan ke KONI NTB, belum lama ini. Itu dilakukan untuk membahas persiapan pelaksanaan Porprov 2026 dan PON 2028.
Pada kunjungan itu, dari KONI Sumbawa hadir Kabid Binpres Syamsul Fatria, Agus Rolian (anggota) dan Putra (Staf KONI Sumbawa). Sementara kehadiran mereka diterima Kabid Binpres KONI NTB Harri Gunawan. “Pada 2024 KONI Sumbawa akan menyelenggarakan Pekan Olahraga Kabupaten (Porkab). Jadi banyak hal yang kami peroleh dalam kunjungan itu, minimal informasi penting dan kesesuaian visi menjelang perhelatan Porprov maupun PON mendatang,’’ kata Shoel, sapaan akrab Syamsul Fatria.
KONI Kabupaten Sumbawa yang akan menggelar Porkab sebagai langkah awal yang dipersiapkan adalah Technical Handbook (THB) dari KONI NTB. THB dimunculkan minimal enam bulan sebelum pelaksanaan Porprov. Harapan Binpres KONI Sumbawa THB yang dikirim sifatnya sudah final. Ini penting sebagai acuan syarat teknis atlet bisa mengikuti Porprov. Sebab ada cabor tertentu yang tidak boleh lebih usianya dan sabagainya. ‘’Kami juga berharap KONI Kabupaten/Kota agar diundang pada saat membedah THB dari Cabor (Cabang Olahraga). Setiap pelaksanaan Technical Meeting (TM) di masing – masing Cabor dari pihak KONI harus ada yang mendampingi. Sehingga tidak akan lagi muncul THB ganda pada pelaksanaan TM,’’ tegasnya.
Yang tidak kalah penting, kata Shoel, terkait Cabor yang mengirimkan atlet untuk ajang Pra-PON. Ini penting untuk disampaikan mengingat atlet peraih medali emas di Porprov tidak di berangkatkan mengikuti ajang seleksi Pra-PON. Justeru yang diberangkatkan adalah mereka yang tidak mendapat medali emas.
Idealnya, lanjut Shoel, ketika atlet tersebut meraih emas pada Porprov, itu bisa dijadikan prioritas untuk dipastikan mengikuti seleksi PON. ‘’Kami mengalami hal seperti itu. Ini wajar kami sampaikan, sehingga tidak muncul fenomena-fenomena tertentu yang membuat Cabor itu sendiri “tercidera”. Dan kami merasa iba juga dengan atletnya. Meraih emas tapi tidak diikutsertakan di seleksi PON, ini menjadi lucu,’’ tukasnya.
Oleh karena itu, dirinya mengusulkan setelah selesai pelaksanaan Porporv pihak KONI NTB berjarap mengundang KONI Kabupaten/Kota untuk membicarakan banyak hal. Sehingga jangan sampai kedepannya memunculkan banyak masalah. Seperti fenomena yang terjadi saat ini. ‘’Paling tidak KONI NTB bersama KONI Kabupaten/Kota dan semua Pengprov Cabor duduk bersama. Tujuannya untuk satukan visi membahas ini secara teknis dan final sebelum pelaksanaan Pra PON,’’ sarannya.
Dari diskusi yang dilakukan itu, menurut Shoel pihak Binpres KONI NTB memahami hal yang terjadi. Dan masukan dari Binpres KONI Sumbawa akan menjadi catatan penting untuk kemudian didiskusikan. ‘’Kami memahami hal yang terjadi, dan semua yang disampaikan oleh Binpres KONI Sumbawa akan dijadikan catatan atau masukan penting,’’ jelas Harri (Kabid Binpres) KONI NTB. (dmn)